SATU KALA DALAM SATU Periode masa MANUSIA

Kebijaksanaan adalah menempatkan segala sesuatu sesuatu dengan tempatnya

Senin, 01 Februari 2010

Masih Tentang Moral dan Pancasila

Dongeng Negeri entah Beranta.
(entah benar entah nyata tapi yang pasti banyak sekali orang yang bangga korupsi)
Aku punya team, teamnya dikasih salah satu anggota nama 4 garuda salah satu Provinsi, tapi aku lebih suka menyebutnya 4 sekawan, aku punya puisi tentang 4 Sekawan ini. aku buat 1 hari setelah kami mengusir gubernur dari tempat duduknya, bukan karena kami benci dia, bukan pula karena salah satu dari kita alah ganteng dari dia.
kita mengusirnya karena dia sendiri yang kabur dari tempat duduknya ketika minta dia keluar temui 4 garuda patah sayap, alih alih sebagai raja kecil dia datangi and gamparin kami, malah dengan keninglicin dan juga perutnya yang sudah mulai sedikit membuncit dia ngacir.
gondok sekali, rasanya. sebagai orang yang hobynya pajang foto tiap hari di surat kabar tentunya dia sudah tau, kalau ada beberapa kampung dalam wilayahnya lagi berusaha keras mempertahankan kampungnya dari terjangan badai, eh dia malah usulin tuh hutan benteng pertahan warga untuk menjadi kawasan tambang. telat banget tuh mikirnya atau memang dah gila dia.
malu banget rasanya punya gubernur kek gitu. siapa sich yang pilih dia..? mau aunya diboongin penjahat kek gitu. diam diam dia berupaya ubah status hutan cagar alam menjadi kawasan produksi terbatas, tentu saja ini bikin berang warga berkampung kampung, lah wong desa aja tau itu membahayakan kampung, tapi untuk kepentingan pengusaha dia lakukan juga. terus nyawa ribuan kepala warga itu harganya berapa...? setahun tuh tambang nyumbang uang ga lebih dari 300 juta, jalan jadi kubangan semua, hutan pantai habis, tempat warga cari ikan dan kerang hilang, warga ribut sesamanya. masih aja ngotot pertahankan tuch perusahaan.
dia bilang untuk menjaga iklim investasi, huh payah, keknya harapan warga memilih gubernur seorang pengusaha agar tidak tergoda denga uang lagi itu salah sekali. karena ternyata pengusaha ya pengusaha, tujuanya cari uang dan menggandakannya. jadilah ini satu provinsi kek sebuah perusahaan. perusahaan bangkrut yang direkturnya butuh makan dan gaya. yah dijual murahlah semua yg ada. apalagi kalau yg beli berkulit beda,, wah ha ha bangga sekali mereka menggadaikanya.
rakyatnya yang ga sekolah diajarin berbaris dalam kelompok kelompok sorak, agar terikat dalam sau kesatuan emosional, diskusi ngarul ngidul dan juga ngerumpi. jadilah sekarang satu wilayah yang penduduknya bangga dengan "ter' , termuda, terpuji, terpaling, tercepat samapai terjepit sekalipun. pokoknya asalkan ter,, tersenyum puaslah semua.
nah sekarang aku mau bikin satu pernyataan serius :
bila sudah sampai ke momentum pemilihan kepala daerah, wakil (apa aja) atau kepala apa aja kecuali kepala kerbau. rakyat yang sudah tidak percaya lagi dengan janji janji ini dibuat untuk antipati dan beranggapan siapapun yang terpilih nasib kita akan sama. sehingga alasan memilih seorang pemimpin lebih cendrung karena alasan suka, kasihan, simpati, pengen membantu, ada banyak juga yang memilih karena dia pengen mendapatkan sesuatu, asal dapat kita dukung ajalah. yah gitulah nasib 5 tahun ditukar dengan 1 handtraktor, nasib 5 tahun ga dipikirin karena hari ini dan besok siang butuh uang 50 ribu untuk beras, selengek, garam dan sebungkus rokok sigaret murahan. ada banyak juga yang milih satu orang karena masih saudara dekat, sanak, sanaknya sepupu, sanaknya sepupu ipar, atau sanaknya orang sekampung besan. pokoknya bila masih ada hal yang memungkinkan untuk bisa menghubungkan dia secara pribadi dengan seorang kandidat menang, maka itu menjadi alasan bagi sebagian orang ini untuk Pilih calon calon seperti Gubernur ini.
kita teruskan besok ya.. aku mau cuci muka dulu.

Tidak ada komentar: