SATU KALA DALAM SATU Periode masa MANUSIA

Kebijaksanaan adalah menempatkan segala sesuatu sesuatu dengan tempatnya

Minggu, 31 Januari 2010

Aku dan Pendidikan moral Pancasila

Dari Sekolah Dasar sampai Kuliah aku diwajibkan menghafal dan menerapkan 5 Sila di Pancasila, 5 Nilai yang dianggap sakti dan karena akan menjamin seluruh suku suku bangsa dalam wilayah Nusantara bersatu dan berdaulat atas politik budaya dan ekonomi. jangankan tidak hafal Pancasila, mendapatkan angka merah saja mata pelajaran pendidikan moral Pancasila bisa bikin tidak naik kelas. kelas demi kelas dan tingkkatan jenjang kuliah telah kuselesaikan, dan aku telah berkali kali naik Kelas, entah itu hanya kelas kelasan dalam dunia pendidikan atau kelas tarap pendidikan manusia di Indonesia.
Pendidikan moral pancalisa dan Kewarganegaraanlah jua yang membuat aku begitu mencintai bangsa dan Negara Ini. membaca sejarah sejarah gigihnya pertarungan pahlawan pahlawan Indonesia mempertaruhkan nyawa untuk mewariskan kemardekaan ini telah membangkita semangat nasionalis bagiku, rekan rekanku dan juga mungkin ribuan pemuda seangkatanku diseluruh pelosok nusantara yang tidak mengenal nyala listrik, yang sekolah bertelanjang kaki menyusuri tannah kuning dan kubangan lumpur.
Walau aku harus menahan bau apek seharian karena bajuku basah oleh keringan jalan cepat sedikit lari pagi tadi, untuk mendengarkan ceramah tentangg pendidikan Panca Sila.
aku mewakili satu generasi anak bangsa ini yang harus berjam jam jalan kaki untuk sampai ke bangku sekolah setiap harinya, walau sepanjang perjalanan tanganku yang memagang buku harus aku tutupkan ke pantat celanku yang telah bolong di kiri kanannya, buka karena aku suka menduduki dundukan buah durian di dapur rumahku, tapi karena celana itu sudah 5 tahun, 3 tahun dipakai kakak-ku, dan tahun kedua di aku. oh ya tuhan ujungnya juga sudah diatas matakakiku. aku mensyukuri kalau aku mengalami proses pertumbuhan yang cepat, sehingga celana ini menjadi 'gantungan' dikakiku, tapi aku tidak bisa menghindar dari hukuman ujian diluar kelas karena jahitan lipatannya aku buka. dan aku harus terima makian guruku di Olimpiade matematika karena aku terpaksa keluarkan ujung bajuku, ketika ingin menyerahkan lembaran jawaban ke depan, karena aku paling duluan ngumpul dan ada cewe cantik yang ku taksir duduk di deretan terdepan dan pasti akan melibat bolong celanaku tepat di pantat.
tapi ya sudalah itu hanyalah kondisi, dan indah bagiku karena bisamembuat aku tersenyum bila lagi manyun sendirian. itu masalah dulu ketika aku sekolah. dan sekarang negara ini sudah berhasil menghadirkan aku sebuah kondisi dimana aku dapat melihat utuh apa yang terjadi dengan Negara ini sekarang.

sekarang balik lagi ke Negara ini