SATU KALA DALAM SATU Periode masa MANUSIA

Kebijaksanaan adalah menempatkan segala sesuatu sesuatu dengan tempatnya

Selasa, 02 Februari 2010

Hutan Monokultur dan Manusia yang mengalami homogenitas peradaban


Arus yang kumaksut merupakan perpindahan massa dalam mencari keseimbangan.
banyak orang bilang jangan melawan arus kalau tidak mau mati sia sia, sering juga mendengar orang hanyut oleh berbagai arus, sungai, laut bandang bahkan arus budaya.
terus aku berpikiran bagaimana cara mengikuti arus sekaligus mengarahkanya kearah yang kita butuhkan.
oke sekarang kita bicara tentang arus peradaban manusia sekarang.
dalam kondisi sadar atau tidak, sekarang planet ini menuju ekologi alam monokultur oleh manusia yang hidup dalam proses homogenitas makanan dan peradaban.
kita semua mewariskan sebuah perubahan peradaban yang melakukan penyederhanaan siklus senyawa dalam rantai ekosystem yang terpangkas.
dalam teori evolusi kehidupan bumi sebuah ekosystem kompleks itu berasal dari partikel partikel, unsur, senyawa campuran, individu, populasi habitat yang membentuk ekosystem kompleks.
satu contoh, pembentukan ekologi anak gunung krakatau dalam abad ini paska letusan gunung krakatau yang menyisakan hamparan gosong berselimut debu yang dalam abad ini menjadi satu ekosystem komplek hutan tropis.
kaau dilihat dari proses diatas artinya se ektrem apapun daratan ini dihancurkan, bila dibiarkan akan kembali menjadi daratan berekosystem kompleks lagi puluhan tahun ke depan.
lantas kenapa banyak sekali orang ribut karena kerusakan hutan dan lingkungan sekarang. keributan soal tambang bukanlah serta merta karena kerusakan yang ditinggalkan oleh oleh perusahaan tambang paska eksploitasi, tapi karena senyawa, unsur atau mineral yang diambil tersebut merupakan bagian dari ekosystem yang tidak bisa diperbaruhi dan terbentuk oleh proses jutaan tahun, ditambah proses eksploitasinya yang bergesekan dengan hak banyak orang. artinya selain kerusakan yang disebabkan juga ada hal hal mendasar lainnya, soal harga diri, kedaulatan dan hak manusia disekitarnya. emas itu mahal dan membuat yang memakainya dihargai, bukan saja karena bentuknya yang mahal tapi karena ada harga diri orang lain yang terampas dan tertanam dalam setiap pembuatan 1 gramnya.

sekarang kembali ke satu kata homogenitas makanan,
ada satu kepercayaan bahwa orang orang dipedalaman cendrung lebih sehat dan memiliki umur yang panjang ketimbang orang yang hidup di perkotaan. benarkah itu..? sejauh yang aku temui itu benar. ada banyak faktor yang membuat orang di desa lebih sehat ketimbang orang di kota, salah satunya adalah keragaman jenis senyawa yang meramu seluruh system dalam tubuhnya. ada sangat banyak senis tumbuhan, sayuran buah, ikan, hewan biji bijian yang dimakan setiap minggunya. sedangkan orang yang hidupp dikota sumber untuk mendapatkan keragaman sumber masukan ini semakin sedikit. yang ada setiap hari orang disajikan menu menu makanan pemenuhan kebutuhan lapar dan selera. hal ini memungkinakan orang hanya mengkonsumsi senyawa senyawa atau unsur macro yang dibutuhkan oleh tubuh. dalam jangka yang lama pola asupan yang menoton ini membawa petumbuhan dan perkembangan tubuh membentuk satu standar fisiologi,morfologi dan anatomi. suatu rangkaian konflik yang menempah tubuh menyesuaikan diri dengan yang tersedia. adabtasi dan evolusi itu sangat mungkin terjadi.




Tidak ada komentar: